Analisis Kepuasan
konsumen Midori Japannese Restaurant
ABSTRAK
Saat ini,
kebutuhan warga terhadap makanan semakin meningkat. Hal ini akan dipengaruhi
oleh meningkatnya kebutuhan warga akan gizi dan nutrisi. Fenomena ini diikuti
dengan semakin banyak beredarnya restoran sebagai penyedia makanan dalam usaha
bisnis. Jakarta adalah salah satu kota di Indonesia dengan berbagai keragaman,
termasuk dalam hal makanan. Ada berbagai jenis makanan yang dijual di restoran
di Jakarta, baik dari dalam maupun luar negeri. Salah satunya adalah makanan
Jepang yang unik. Saat ini, jumlah restoran dengan menu makanan Jepang semakin
banyak di Jakarta. Salah satu restoran yang bertahan sampai hari ini adalah
Midori Japanese Restaurant. Dalam mempertahankan bisnisnya, restoran perlu
mengeksplorasi karakteristik konsumen, kepuasan konsumen, dan loyalitas
konsumen. Jadi restoran dapat menerapkan strategi pemasaran untuk
mempertahankan bisnisnya. Penelitian ini dimulai pada tanggal 11 Oktober sampai
27 Oktober 2014. Penelitian ini menggunakan analisis deskriptif untuk
karakteristik konsumen dan konsumsi pengambilan keputusan, Customer
Satisfaction Index dan Importance Performance Analysis untuk mengetahui
perbaikan atribut, dan loyalitas piramida untuk menentukan tingkat loyalitas
konsumen. Penelitian ini juga memberikan rekomendasi yang bisa dilakukan
strategi pemasaran restoran. Hasil penelitian ini menggambarkan bahwa telah
konsumen puas dengan layanan dan produk di Midori Japanese Restaurant, tetapi
masih memiliki beberapa atribut harus pemulihan untuk meningkatkan Customer
Satisfaction Index. Tingkat loyalitas konsumen di Midori Japanese Restaurant
berkomitmen pembeli.
PENDAHULUAN
Jakarta adalah salah satu kota yang
terus mengalami peningkatan dari segi jumlah, proporsi, dan kepadatan
penduduknya. Terdapat peningkatan jumlah dan proporsi penduduk DKI Jakarta pada
tahun 1990 sebesar 8.259.600 jiwa menjadi 9.057.993 jiwa pada tahun 2007.
Peningkatan jumlah, proporsi, dan pertumbuhan penduduk di DKI Jakarta tersebut
akan mengakibatkan peningkatan jumlah konsumsi (terutama untuk makanan)
penduduk DKI Jakarta. Makanan dan minuman menempati urutan pertama untuk
konsumsi makanan bagi penduduk DKI Jakarta pada tahun 2007 yaitu sebesar 92.634
konsumsi dan meningkat di tahun 2008 menjadi 120.751 konsumsi. Dengan
meningkatnya jumlah konsumsi makanan, dimanfaatkan oleh pihak tertentu untuk
mendirikan usaha penyedia makanan, salah satunya dalam bentuk restoran. DKI
Jakarta merupakan provinsi dengan jumlah usaha restoran dan rumah makan
terbanyak yaitu mencapai 1.028 usaha. Diketahui pada tahun 2008 jumlah restoran
di DKI Jakarta meningkat sebesar 38,39 persen (Badan Pusat Statistik, 2008).
Dalam menjalankan usaha restoran,
perlu memperhatikan kepuasan konsumen terhadap produk yang ditawarkan. Kepuasan
konsumen perlu ditingkatkan karena tingginya tingkat persaingan restoran yang
ada di DKI Jakarta, dimana setiap tahunnya pertumbuhan rata-rata untuk jenis
usaha restoran di DKI Jakarta mencapai 6,84 persen (Dinas Pariwisata dan
Kebudayaan Provinsi DKI Jakarta, 2010). Besarnya pertumbuhan rata-rata restoran
juga diikuti dengan banyaknya restoran di DKI Jakarta yang memiliki berbagai
ragam masakan dari masakan tradisional sampai masakan internasional.
Salah satu jenis masakan
internasional yang diminati oleh penduduk DKI Jakarta adalah masakan Jepang.
Masakan Jepang merupakan salah satu jenis masakan yang memiliki keunikan
tersendiri baik dalam proses pembuatannya maupun penyajiannya. Salah satu restoran
di DKI Jakarta yang menyajikan masakan Jepang yaitu Midori Japanese Restaurant.
Restoran ini merupakan salah satu restoran Jepang yang telah berdiri sejak lama
dan tetap eksis serta diminati oleh masyarakat DKI Jakarta sampai saat ini.
Midori Japanese Restaurant berdiri
pada 30 Juni 1994. Midori adalah restoran Jepang asli, dalam arti, mulai dari
menu, cara memasak, material/bahan-bahan, bumbu hingga peralatan makan, berasal
asli dari Jepang. Tidak hanya detil hidangan yang disajikan, suasana yang tenang
dan nyaman pada restoran juga sangat mendukung. Saat ini, Midori Japanese
Restaurant telah memiliki sembilan cabang, yaitu enam cabang di DKI Jakarta,
satu cabang di Anyer, satu cabang di Bandung dan satu cabang di Bogor. Dari
enam cabang yang berada di DKI Jakarta terdapat cabang K.H. Wahid Hasyim yang
merupakan cabang terbaru di wilayah DKI Jakarta.
Berdasarkan hasil wawancara dengan
manajer Midori Japanese Restaurant, rata-rata jumlah pengunjung Midori Japanese
Restaurant cabang K.H. Wahid Hasyim setiap bulannya adalah sekitar 1500 orang
dan menempati urutan kelima dari delapan cabang restoran yang sudah ada. Jumlah
ini dapat dikatakan jumlah yang rendah dibandingkan dengan Midori Japanese
Restaurant di cabang lainnya, seperti Midori Japanese Restaurant cabang Pondok
Indah yang rata-rata jumlah pengunjungnya 2500-3000 per bulan, padahal apabila
dilihat dari kapasitas ruang yang dimiliki oleh Midori Japanese Restaurant
cabang K.H. Wahid Hasyim cukup besar. Perbedaan rata-rata jumlah pengunjung ini
menggambarkan bahwa kemungkinan terdapat perbedaan karakteritik konsumen dari
Midori Japanese Restaurant antar cabang. Jumlah pengunjung Midori Japanese
Restaurant cabang K.H. Wahid Hasyim yang lebih rendah dibandingkan cabang
lainnya akan mendorong pihak restoran untuk meningkatkan kepuasan dan loyalitas
konsumen agar jumlah pengunjung restoran dapat meningkat setiap bulannya.
Selain itu, persaingan yang tinggi juga terjadi pada usaha restoran Jepang,
khususnya di Jakarta Pusat. Pada wilayah sekitar K.H. Wahid Hasyim, M.H.
Thamrin, Cikini, dan Menteng Jakarta Pusat sendiri terdapat 18 restoran lain
dengan menu masakan yang sama yaitu restoran dengan menu masakan Jepang seperti
Aji Hei, Sakae Sushi, Ebuya, Edogin, dan Hoka Hoka Bento. Oleh karena itu,
penting bagi pihak restoran untuk mengetahui karakteristik konsumen, kepuasan,
dan loyalitas konsumen sehingga pihak restoran dapat menjalankan strategi
pemasaran Midori Japanese Restaurant Cabang K.H. Wahid Hasyim Jakarta Pusat.
Berdasarkan permasalahan di atas, penelitian ini bertujuan
untuk :
1.
Menganalisis karakteristik dan proses keputusan
pembelian konsumen Midori Japanese Restaurant Cabang K.H. Wahid Hasyim Jakarta
Pusat.
2.
Menganalisis tingkat kepuasan konsumen terhadap
Midori Japanese Restaurant Cabang K.H. Wahid Hasyim Jakarta Pusat.
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan infromasi dan
manfaat bagi Pihak Restoran mengenai karakteristik konsumen, proses keputusan
pembelian konsumen, tingkat kepuasan dan loyalitas konsumen, serta memberikan
rekomendasi strategi bauran pemasaran yang dapat dilakukan pihak restoran,
serta bagi Peneliti dan Mahasiswa, untuk menambah wawasan dan pemahaman
mengenai perilaku konsumen serta riset perilaku konsumen. Penelitian ini juga
diharapkan dapat menjadi sarana aplikasi dan dijadikan studi literatur untuk
penelitian lebih lanjut seperti penggunaan alat analisis lainnya.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan di Midori Japanese Restaurant
yang berlokasi di Jl. K.H. Wahid Hasyim No. 106, Jakarta Pusat yang dilakukan
pada bulan Maret - Mei 2010. Data meliputi data primer yang diperoleh melalui
wawancara kepada responden di Midori Japanese Restaurant Cabang K.H. Wahid
Hasyim Jakarta Pusat melaluI kuisioner.
Metode penentuan sampel adalah metode Non Probability Sampling
dengan jenis Convenience Sampling. Sedangkan pengumpulan data digunakan metode
survei dengan penyebaran kuisioner pada hari kerja (Senin-Jumat) dan hari libur
(Sabtu, Minggu, dan libur nasional) di sepanjang jam kerja restoran
(10.00-22.00 WIB), terutama pada saat jam makan. Jumlah responden yang diambil
sebanyak 60 responden yang dilakukan secara bebas namun telah lolos tahap
screening terlebih dahulu yaitu responden yang sudah pernah melakukan pembelian
di Midori Japanese Restaurant Cabang K.H. Wahid Hasyim Jakarta Pusat.
Untuk mengetahui karakteristik konsumen dan proses keputusan
pembelian digunakan Analisis Deskriptif. Analisis lain yang digunakan adalah
Importance Performance Analysis (IPA) dan Customer
Satisfaction Index (CSI) untuk mengukur tingkat kepuasan konsumen. Pengukuran
tingkat loyalitas konsumen menggunakan piramida loyalitas konsumen. Data diolah
dengan menggunakan software Microsoft Excel 2007 untuk tabulasi data dan
perhitungan Customer Satisfaction Index (CSI), SPSS 11.5 untuk perhitungan
Importance Performance Analysis (IPA), serta Minitab 14
untuk pembuatan matriks plot dari Importance Performance Analysis (IPA).
Atribut-atribut dalam kuesioner terlebih dahulu dilakukan
pengujian dengan uji validitas dan reliabilitas yang dilakukan terhadap 30
responden (di luar 60 responden yang dibutuhkan dalam penelitian). Validitas
adalah suatu pernyataan sampai sejauh mana data yang ditampung pada suatu
kuesioner dapat mengukur apa yang ingin diukur (Umar, 2002). Uji validitas
dilakukan menggunakan software SPSS 11.5. Menilai valid/tidaknya masing-masing
variabel (atribut) dapat dilihat dari nilai Corrected Item-Total Correlation
masing-masing variabel (atribut). Suatu variabel (atribut) dapat dikatakan
valid jika nilai Corrected Item-Total Correlation > 0,3 dan dikatakan tidak
valid jika nilai Corrected Item-Total Correlation < 0,3 (Nugroho, 2005).
Variabel (atribut) yang tidak valid harus dihilangkan dan tidak ditanyakan
kepada responden pada saat pengambilan data dalam penelitian. Hasil uji validitas
menunjukkan semua atribut memiliki nilai Corrected Item-Total Correlation >
0,3, yaitu berkisar antara 0,3176-0,8248. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa
semua atribut tersebut sudah valid untuk ditanyakan kepada responden dan dapat
dijadikan sebagai alat ukur dalam penelitian ini.
Reliabilitas merupakan ukuran kestabilan dan konsistensi
responden dalam menjawab hal yang berkaitan dengan konstruk-konstruk pertanyaan
yang merupakan dimensi suatu variabel dan disusun dalam bentuk kuesioner
(Nugroho, 2005). Teknik pengukuran reliabilitas yang digunakan adalah teknik
Cronbach karena skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala Likert
(1-5). Uji reliabilitas dilakukan dengan menggunakan software SPSS 11.5.
Reliabilitas suatu variabel dapat dilihat pada hasil output SPSS dengan judul
Reliability Coefficients. Menilai reliabel/tidaknya masing-masing variable
(atribut) dapat dilihat dari nilai Alpha. Hasil uji
reliabilitas menunjukkan bahwa semua atribut dikatakan sangat reliabel karena
memiliki nilai Alpha = 0,9294 (dalam rentang 0,81-1,00). Dengan demikian semua
atribut tersebut sudah konsisten dalam pengukurannya.
PEMBAHASAN
Karakteristik Umum Konsumen
Karakteristik umum konsumen yang
terdapat dalam penelitian ini meliputi jenis kelamin, usia, kebangsaan, status,
pendidikan, pekerjaan, dan pengeluaran rata-rata per bulan. Berdasarkan jenis
kelamin, jumlah responden perempuan lebih banyak dibandingkan dengan laki-laki
yaitu sebesar 61,7 persen. Hal ini dikarenakan konsumen yang datang ke Midiori
Japanese Restaurant Cabang K.H. Wahid Hasyim Jakarta Pusat merupakan konsumen
yang juga mengunjungi Bersih Sehat di mana mayoritas konsumennya adalah
perempuan yang melakukan pijat kesehatan.
Sebagian besar usia responden
adalah usia dewasa lanjut (24-30 tahun dan 31-40 tahun) sebanyak total 36
orang. Hal ini dikarenakan usia tersebut merupakan usia produktif seseorang dan
memiliki pendapatan yang cukup untuk melakukan pembelian. Berdasarkan
kebangsaan, 98,3 persen (59 orang) konsumen berkebangsaan WNI (Warga Negara
Indonesia). Sedangkan hanya terdapat 1,7 persen (1 orang) konsumen yang
berkebangsaan WNA (Warga Negara Asing) yaitu berasal dari Jepang.
Sebagian besar responden sudah
menikah yaitu sebanyak 60 persen (36 orang) konsumen dan sisanya yaitu sebanyak
40 persen (24 orang) konsumen belum menikah, dapat dikatakan bahwa Midori
Japanese Restaurant Cabang K.H. Wahid Hasyim Jakarta Pusat ditujukan bagi
seluruh konsumen tanpa melihat status pernikahan konsumennya.
Tingkat pendidikan responden dapat
dikatakan tinggi, terlihat dari banyaknya responden yang merupakan lulusan
perguruan tinggi. Sebanyak 11,7 persen (7 orang) konsumen memiliki gelar
Diploma, 65 persen (39 orang) konsumen memiliki gelar Sarjana, 21,7 persen (13
orang) konsumen memiliki gelar Pascasarjana, dan hanya 1,7 persen (1 orang)
konsumen yang lulusan SMA. Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, akan
semakin tinggi pula wawasan yang dimiliki. Orang tersebut akan lebih mudah
mencari, menerima, dan mencerna informasi-informasi yang ada.
Sebagian besar konsumen berprofesi
sebagai pegawai/karyawan swasta yaitu sebanyak 51,7 persen (31 orang) konsumen.
Berdasarkan hasil tersebut, wajar jika sebagian besar konsumen memiliki
pekerjaan sebagai pegawai/karyawan karena lokasi restoran yang dekat dengan
pusat perkantoran. Sedangkan, jika dilihat dari segi pengeluaran rata-rata per
bulan, konsumen dengan pengeluaran rata-rata per bulan > Rp. 5.000.000
merupakan persentase terbesar yaitu 45 persen (27 orang) konsumen. Hal ini menunjukkan
bahwa Midori Japanese Restaurant memang ditujukan untuk konsumen kalangan
menengah ke atas.
Proses Keputusan Pembelian Konsumen
Berdasarkan hasil penelitian untuk
proses keputusan pembelian pada tahap pengenalan kebutuhan, konsumen Midori
Japanese Restaurant Cabang K.H. Wahid Hasyim Jakarta Pusat secara keseluruhan
merupakan konsumen yang memiliki motivasi melakukan pembelian di restoran (luar
rumah) karena adanya variasi makanan dan mencari manfaat
mudah/tidak repot saat melakukan pembelian di restoran (luar rumah). Untuk
tahap pencarian informasi, secara keseluruhan konsumen memperoleh informasi
mengenai restoran dari teman dan rasa adalah fokus utama konsumen dari sumber
informasi tersebut. Konsumen juga menganggap bahwa rasa yang enak adalah salah
satu hal yang perlu dibandingkan dalam pemilihan restoran. Selain itu,
kenyamanan suasana restoran adalah hal yang dipertimbangkan oleh sebagian besar
konsumen dalam memilih restoran yang menawarkan menu masakan Jepang dan juga
mempertimbangkan cita rasa makanan dan minuman dalam memilih Midori Japanese
Restaurant Cabang K.H. Wahid Hasyim Jakarta Pusat sebagai restoran Jepang
pilihan konsumen.
Untuk tahap keputusan pembelian,
konsumen Midori Japanese Restaurant Cabang K.H. Wahid Hasyim Jakarta Pusat melakukan
pembelian secara terencana dan melakukan pembelian bersama teman dan keluarga.
Secara keseluruhan, konsumen merasakan kepuasan setelah mengkonsumsi produk
Midori Japanese Restaurant, sehingga ingin melakukan pembelian kembali, dan
konsumen telah merekomendasikan Midori Japanese Restaurant Cabang K.H. Wahid
Hasyim Jakarta Pusat kepada orang lain agar melakukan pembelian di restoran
ini.
Analisis Kepuasan Konsumen
Berdasarkan hasil analisis, nilai
Customer Satisfaction Index (CSI) pada Midori Japanese Restaurant Cabang K.H.
Wahid Hasyim Jakarta Pusat sebesar 74,28 persen. Berdasarkan indeks kepuasan
tersebut dapat dikatakan bahwa secara umum indeks kepuasan konsumen Midori
Japanese Restaurant Cabang K.H. Wahid Hasyim termasuk ke dalam kategori “puas”
(Lampiran 3).
Namun demikian, Midori Japanese
Restaurant Cabang K.H. Wahid Hasyim Jakarta Pusat tetap harus meningkatkan
kinerjanya karena masih tersisa sebanyak 25,72 persen nilai kepuasan atribut
yang dapat dikatakan termasuk dalam kategori tidak puas. Sehingga pihak
restoran perlu mengetahui dan menilai lebih lanjut kepuasan konsumen terhadap
atribut-atribut dilihat dari tingkat kepentingan (importance) dan tingkat
kinerja (performance) atribut.
Berdasarkan hasil perhitungan
Importance Performance Analysis (IPA), atribut-atribut yang termasuk dalam
kuadran I (kinerja perlu diperbaiki) adalah harga makanan dan minuman serta
ketersediaan area parkir; kuadran II (kinerja tetap dipertahankan) adalah cita
rasa makanan dan minuman, kehigienisan dan kesegaran bahan makanan dan minuman,
kesigapan pelayan, keramahan dan kesopanan pelayan, ketersediaan dan kebersihan
toilet serta wastafel, kebersihan peralatan makan, kebersihan dan kerapihan
ruangan restoran, serta keamanan dan kenyamanan restoran; kuadran III (bukan
prioritas utama dalam perbaikan kinerja) adalah aroma makanan dan minuman,
kecepatan transaksi/pembayaran, papan nama restoran, promosi restoran,
ketersediaan fasilitas customer service, dan reward/hadiah yang diberikan oleh
restoran; dan kuadran IV (kinerja perlu dikurangi) adalah porsi makanan dan
minuman, tampilan penyajian makanan dan minuman, keragaman menu, penampilan
pelayan (seragam pelayan), kemudahan akses ke lokasi restoran, dan penataan
eksterior dan interior restoran
KESIMPULAN
Kesimpulan
1. Karakteristik
konsumen Midori Japanese Restaurant Cabang K.H. Wahid Hasyim Jakarta Pusat,
sebagian besar usia responden adalah usia dewasa lanjut, berjenis kelamin
perempuan, berkebangsaan Indonesia, sudah menikah, berpendidikan terakhir
sarjana, berprofesi sebagai pegawai/karyawan swasta, dan memiliki pengeluaran
rata-rata per bulan > Rp. 5.000.000,-.
2. Dalam
proses keputusan pembelian secara keseluruhan konsumen memiliki motivasi
melakukan pembelian di restoran karena adanya variasi makanan dan mencari
manfaat mudah/tidak repot saat melakukan pembelian di restoran (luar rumah),
memperoleh informasi mengenai restoran dari teman dan rasa adalah fokus utama,
menganggap bahwa rasa yang enak adalah salah satu hal yang perlu dibandingkan
serta kenyamanan suasana restoran dan cita rasa makanan dan minuman adalah hal
yang dipertimbangkan konsumen dalam memilih restoran yang menawarkan menu
masakan Jepang, melakukan pembelian secara terencana dan melakukan pembelian
bersama teman dan keluarga, serta secara keseluruhan konsumen merasakan
kepuasan setelah mengkonsumsi produknya dan ingin melakukan pembelian kembali
serta konsumen telah merekomendasikan restoran kepada orang lain.
3. Atribut
yang kinerjanya perlu diperbaiki adalah harga makanan dan minuman serta ketersediaan
area parkir. Sedangkan atribut yang kinerjanya perlu dipertahankan adalah cita
rasa makanan dan minuman, kehigienisan dan kesegaran bahan makanan dan minuman,
kesigapan pelayan, keramahan dan kesopanan pelayan, ketersediaan dan kebersihan
toilet serta wastafel, kebersihan peralatan makan, kebersihan dan kerapihan
ruangan restoran, serta keamanan dan kenyamanan restoran. Atribut yang tidak
menjadi prioritas utama dalam perbaikan kinerja adalah aroma makanan dan
minuman, kecepatan transaksi/pembayaran, papan nama restoran, promosi restoran,
ketersediaan fasilitas customer service, dan reward/hadiah yang diberikan oleh
restoran. Atribut yang perlu dikurangi kinerjanya adalah porsi makanan dan
minuman, tampilan penyajian makanan dan minuman, keragaman menu, penampilan
pelayan
DAFTAR PUSTAKA
Aaker DA.
1997. Manajemen Ekuitas Merek. Ananda A, penerjemah; Jakarta: Mitra
Utama. Terjemahan dari: Managing Brand Equity: Capitalizing on the
Value of a Brand Name.
[BPS] Badan
Pusat Statistik Pusat. 2008. Statistik Restoran/Rumah Makan. Jakarta:
BPS Pusat.
Engel JF, et
al. 1994. Perilaku Konsumen. Ed ke-6 Jilid 1. Budiyanto, penerjemah;
Jakarta: Binarupa Aksara. Terjemahan dari: Consumer Behaviour. 6th
Ed Jilid 1.